KURANGNYA PERSIAPAN, KAMPUS DINILAI BERTELE-TELE
Pada tanggal 24-26 Agustus kemarin, pihak kampus menjadwalkan pengambilah KHS ( Kartu Hasil Studi) dan pengaktifan KRS (Kartu Rencana Studi). Walaupun pengambilan KHS tidak berpusat di ruang akademik seperti tahun sebelumnya, tetapi suasana desak-desakan dan saling dorong tetap mewarnai agenda rutin kampus tersebut.
Setelah dilelahkan dengan proses pengambilan KHS, mahasiswa dibuat jengkel lagi dengan SIAKADS (singkatan dari Sistem Informasi Akademik yang digunakan oleh mahasiswa dalam memprogram mata kuliah) yang lambat aktif tidak seperti biasanya. Selama tiga hari berturut-turut, mahasiswa harus bolak balik ke kampus untuk mengurus pengaktifan KRS mereka.
“Sangat merugikan, apalagi bagi mahasiswa yang rumahnya jauh harus bolak-balik ke kampus untuk menanyakan pengaktifan KRS.” Ujar Fafa, mahasiswi semester V ketika menanggapi lambatnya pengaktifan KRS tahun ini.
Selain Fafa, kekecewaan datang dari teman sekelasnya, Halimah “ merasa sangat kecewa dengan pelayanan kampus yang semakin lemot dan lambat”.
Penilaian pedas keluar dari mahasiswi lain yang menempuh prodi yang sama.”Sistem seharusnya berjalan tepat waktu. Keterlambatan merugikan banyak pihak. Jika memang belum sanggup memberikan pelayanan dengan baik, kenapa harus terburu-buru pengalihan status. IAIN kok makin lambat semuanya dan gak jelas. IAIN rasa STAIN.” Jelas Iir.
Mengenai keterlambatan pengaktifan KRS tahun ini, bapak Slamet selaku karyawan yang menangani SIAKADS (Sistem Informasi akademik) di IAIN Jember mengungkapkan bahwa pihaknya kewalahan karena pengaktifan KRS tahun ini bersamaan dengan pengaktifan KRS untuk mahasiswa baru.
Sebenarnya pihak kampus telah merancang penggunaan sistem pengaktifan KRS otomatis ketika mahasiswa membayar SPP. Namun tahun ini hal tersebut belum terlaksana karena membutuhkan dana yang besar dan tidak mungkin mengharuskan mahasiswa untuk membayar biaya pengaktifan KRS ini.
Untuk semester depan, pihak kampus akan bekerjasama dengan pihak BRI untuk mewujudkan hal tersebut. bapak Slamet meminta agar mahasiswa mendukung rencana ini agar keterlambatan KRS tidak terulang kembali dan harapannya semoga kampus mampu menanggung biaya pembuatan pengaktifan KRS otomatis sehingga tidak perlu menarik iuran dari mahasiswa.”Semoga saja bisa gratis” tutup bapak yang selalu terlihat ramah ini. (Nasrullah)
Kirim Komentar