PENTINGNYA ORGANISASI dan PERAN MAHASISWA dalam MENGATASI PENGANGGURAN SEJAK DINI
PENTINGNYA ORGANISASI dan PERAN MAHASISWA dalam MENGATASI PENGANGGURAN
SEJAK DINI
Sebagai mahasiswa yang memiliki tiga trifungsi mahasiswa, agen of
chage, agen of control dan agen of analisis seharusnya mahasiswa membawa
perubahan untuk negeri ini, peran mahasiswa yang semakin luntur dengan
timbulnya para kaum muda yang menimbulkan banyak konflik, kasus
kriminalitas, dan kekerasan merupakan
bukti outentik bahwasanya mahasiswa saat ini kehilangan rohnya. Sesuai dengan data yang kami dapat, dari 100%
mahasiswa yang mendaftarkan diri di IAIN Jember hanya sekitar 14-13% mahasiswa
disetiap angkatan yang benar-benar aktif dalam organisasi intra maupun ektra,
hal ini merupakan bukti bahwa sebagian
besar mahasiswa IAIN Jember memilih untuk tidak ikut serta berperan aktif dalam
organisasi dan sebagian memilih tidak berorganisasi, hal ini yang menimbulkan
banyaknya mahasiswa hedonisem, dan sebagian besar mereka berfikir pragmatis. Tanpa
disadari mereka kehilangan perannya dalam masyarakat, bahwa mahasiswa merupakan
penggerak, pengayom, pendamping, dan pembawa perubahan dalam lingkungan
sekitarnya.
Organisasi merupakan wadah bagi para mahasiswa untuk ikut serta
berperan aktif dalam membawa perubahan, minset mahasiswa yang memandang
organisasi hanyalah sekedar hal yang membuang waktu dan tenaga tentu ha
tersebut merupakan apersepsi yang salah. Organisasi merupakan alat maupun media
yang amat sangat penting. Organisasi merupakan pengaplikasian skill atau
kemampuan dan praktik lapangan dengan secara langsung berbaur dengan
masyarakat. Kuliah saja tidak menjamin kesuksesan kaum muda saat ini, bukti ini
didapat berdasarkan data dari Badan
Pusat Statistik (BPS) Tahun 2015 tingkat pengangguran di indonesia pada bulan
agustus tahun 2015 7,56 Juta atau TPT 6,18% orang mengalami pengangguran 600
ribu diantaranya bertitel sarjana. Angka tersebut mengalami peningkatan TPT
bulan Februari tahun 2015 sebesar 5.81% dan TPT Agustus sebesar 5,94% 2014. Hal
ini disebabkan karena penyerapan tenaga kerja yang cenderung lambat, hal ini
dipicu oleh rendahnya kompetensi dan minimnya soft skills yang dimiliki oleh
calon tenaga kerja dilapangan dan masih melekatnya mentalitas untuk mencari kerja
dan tidak berfikir untuk membuat lapangan pekerjaan sendiri. Dalam hal
tersebut, mental mahasiswa yang hedonisme dan pragmatis selalu berfikir untuk
langsung bisa mencari kerja dan bekerja, padahal lulusan sarjana tidak harus
selalu mencari kerja, akan tetapi mereka bisa untuk menjadi pengusaha. Dengan
menjadi pengusaha tentu kita akan membawa perubahan bagi bangsa yang besar ini
serta berkontribusi dalam pembangunan bangsa. Kemampuan skills sangat penting,
dan kemampuan tersebut mudah didapat apabila kita terjun di dunia organisasi
sejak dini. RED, Mr. Higoes.
Kirim Komentar