Nasionalisme perspektif pesantren


IKMPB  OPINI : Berbicara tentang pesantren mungkin kebanyakan orang berfikir kalau pesantren itu tidak kenal nasionalisme. Bahkan saya yakin banyak orang yang berpendapat bahwasanya  pesantren adalah  kumpulan orang-orang yang kurang cinta akan tanah air. Saya memaklumi jika setiap orang berfikir pesantren demikian namun setelah saya kutip daari berbagai bacaan disini malah saya menemukan hal yang sebaliknya pesantern yang saya anggap jiwa nasionalismenya kurang ternyata adalah pelopor dalam nasionalisme bahkan sebuah contoh yang baik bagi kita. Seorang santri pesantren tidak akan pernah goyah walaupun senjata besar ada didepan mereka. Karena pesantren bukan diajarkan sebuah teori yang hanya mengenal tentang nasionalisme dari luar tapi mereka mengenalkan nasionalisme secara kongkrit dan baik didalam hati dan pikirian mereka. Jadi tidak mustahil jika hidup mereka dipenuhi dengan jihat nasionalisme yang tinggi.
Berbicara nasionalisme sungguh sangat kait eratannya dengan pendidikan umum. Karena jiwa nasionalisme yang sangat tinggi hanya terlihat di sekolah umum. namun sebenarnya tidak karna nasionalisme juga diterapkan dalam lingkungan pesanteren. Didalam pesantren memang tidak di dotrin untuk menerapkan seperti pada sekolah umum karna dipesantren jiwa nasionalisme ditumbuhkan secara perlahan dan secara pelan-pelan. Misalnya didalam pesantren kita diajari tidak membeda-bedakan satu sama lain maka dari itu akan tertanam jiwa nasionalisme yang tinggi hingga anak pessantren tidak akan pernah memilah milih teman. Tidak pernah membedakan yang kaya maupun yang miskin. Bahkan anak pesantren mampu membawa diri untuk berbaur dengan masyrakat yang notabennya mungkin beda dengan mereka. 
Pada saat sekarang ini jika kita lihat banyak jiwa muda pejuang bangsa yang katanya memiliki jiwa nasionalisme tinggi malah yang merusak negara kita dengan sikap dan tingkah laku mereka yang tidak bermoral. Maka dari itu diruang lingkup pesantren banyak cara yang dilakukan untuk mengkokohkan jiwa nasionalisme mereka yakni terutama akhlak. Bahkan di pesantren diterapkan benteng moralitas yang tinggi agar santri atau murid jebolan pesantren mampu membawa diri pada era yang moderen ini.
Disini juga dapat kita telaah bahwa sahnya pesantren memiliki pandangan yang sangat baik yakni coba ingat pancasila ketiga yang berbunyi “ persatuan indonesia”. Dipesantren kita diajarkan untuk menjaga hubungan yang baik antar manusia. Mengingat bahwa multikulturalisme dan pluralisme berdiri tegap di tengah masyarakat Indonesia yang heterogen dalam segi suku, ras, dan agama khususnya, meskipun mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam. Maka peran pondok pesantren dituntut untuk menyeimbangkan perbedaan-perbedaan tersebut dengan menjadikannya sebagai sebuah tujuan bersama.
Didalam pesantren juga diajarkan bagaimana kita menyikapi kepentingan pesantren dan negara kita agar tidak terjadi dwi kepentingan yang berbenturan. Sebenarnya  jika dilihat dari pandangan masyrakat mungkin anak pesantren kebanyakan tidak mengajarkan apa itu indonesia dan apa itu nasionalisme?. Tetapi kita ternyata salah karna yang pertama kali berjihat di indonesia adalah notabennya orang-orang pesantren. Terlepas dari isu yang mengatakan bahwa  pesantren tidak pernah mengenal tentang nasionalisme itu merupakan pandangan yang salah. Indonesia malah lebih dikenal dengan negara yang berbasis pesantren. 
Tentu saja aktor yang bergerak dan berjihat dalam hal ini adalah santri. Santri disini merupakan unsur pondok pesantren yang sangat vital dan sangat berperan penting dalam suatu kehidupan. Santri diajarkan untuk memiliki sikap nasionalisme. Doktrin tentang pengertian nasionalisme yang digunakan biasanya adalah “suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan tertinggi inividu harus diserahkan kepada negara kebangsaan. Nasionalisme merupakan sebuah ideologi yang mencakup prinsip kebebasan (liberty), kesatuan (unity), kesamarataan (equality), serta kepribadian yang menjadi nilai kehidupan kolektif suatu kemunitas untuk merealisasikan tujuan politik yaitu pembentukan dan pelestarian negara nasional. Nasionalisme berakar dari timbulnya kesadaran kolektif tentang ikatan tradisi dan deskriminasi pada masa kolonial yang sangat membatasi ruang gerak bangsa Indonesia. Reaksi terhadap situasi itu merupakan kesadaran untuk membebaskan diri dari tradisi dan untuk melawan pengingkaran terhadap identitas bangsa”. Dari situ mereka (santri) akan mencoba mengenal lebih jauh tentang penjabaran nasionalisme dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, minimal di dalam pesantren.
Kendatinya di umum maupun digolongan pesantren sebenernya telah dipaparkan prihal nasionalisme itu sama. Namun hanya saja jika santri satu dan yang lain telah bertukar pendapat maka mereka akan memiliki pandangan yanng berbeda dan jikala mereka sudah bisa menerima tentang nasionalisme sendiri maka mereka akan berusaha mengamalkannya baik dikehidupan sehari-hari maupun masyarakat. Sebenenarnya pesantren itu banyak yang menanamkan nasionalisme di dalam hati dan akhlak mereka. Namun akan ada sebuah masalah yang timbul yakni jika sudah ada yang tidak setuju dengan pengertian nasionalisme maka itu akan menimbulkan masalah baru yang cukup besar dan signifikan karena mereka pasti akan berusaha untuk membandingkan nasionalisme sendiri dengan agama dan ajaran yang ada didalam pesantren. 
Sebenarnya kebanyakan di pesantren sekarang telah menerapkan nasionalisme bahkan jiwa nasionalisme mereka telah ditumbuhkan dari hal kecil yakni penerapan nasionalisme pada zaman dahulu telah dikembangkan di pesantren karena pesantren sendiri tidak pernah mengikuti perkembangan zaman dan tidak bisa dimasuki budaya luar. Oleh sebab itu pesantren dikatakan memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi karena pesantren sendiri merupakan pembelajaran yang bersih dari pengaruh dunia luar. 
Oleh karena itu hal-hal yang dapat merusak pola pikirbudaya generasi bangsa indonesia dapat dicegah dengan pendidikan penerapan karakter, khususnya dipesantren. Sebab peran pesantren tidak akan diterapkan di tempat lain.(Anita Safitri)

Diberdayakan oleh Blogger.