Santri Menggenggam Perekonomian Negara
Tujuan penulisan ini yaitu, saya ingin mengutarakan pendapat tentang bagaimana peran santri yang sebenarnya. Yang mana mereka memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap kelangsungan dan perkembangan perekonomian Negara. Karena sebagian orang memandang sebelah mata terhadap seorang santri, mungkin dengan tulisan ini dapat mengubah pemikiran tersebut.
Seorang santri memilih kehidupan di dalam pesantren yang merupakan suatu lingkup kehidupan yang berbeda dengan kehidupan luar yang bebas melalukan suatu hal apapun tanpa dibatasi ruang dan waktu sesuai dengan keinginannya. Hal ini patut untuk di apresiasi, terutama oleh pemerintah yang memiliki kekuasaan penuh terhadap Negara ini. Kami mewakili semua santri sangat berterima kasih kepada presiden kita, Joko Widodo yang telah menetapkan Hari Santri Nasional ini.
Menikmati kebebasan di dunia luar merupakan keinginan bahkan menjadi idaman semua kalangan remaja, tetapi santri memilih dunia pondok yang jauh dari kebebasan. Di dalam pesantren, semua kegiatan dan rutinitas yang biasa dilakukan setiap harinya sudah diagendakan dan ditetapkan oleh pihak pesantren yaitu pengasuh yang sekaligus sebagai penanggungjawab semua yang ada di dalam pesantren tersebut. Di sebuah pesantren juga ditanamkan sebuah pemikiran dan kepribadian nasionalisme yang bertujuan agar santri bisa mengetahui serta ikut andil dalam menjalankan misi Negara untuk lebih baik kedepannya. Jika santri sudah ditanamkan sebuah kepribadian sejak dini, maka nantinya akan melahirkan seorang santri yang berkualitas.
Banyak ilmu yang didapatkan dari sebuah pesantren, bukan hanya ilmu agama seperti anggapan banyak orang. Tidak hanya ilmu agama, tetapi ilmu sosial dan ilmu-ilmu yang lainnya juga telah diterapkan dalam rutinitas pesantren. Ilmu agama yang diimbangi dengan ilmu sosial akan menjadi sebuah pengetahuan yang dapat dikatakan sempurna, karena jika suatu ilmu tanpa dibarengi dengan pengetahuan agama yang baik maka tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik pula. Dan ilmu yang tidak diiringi dengan kepribadian dan akhlak yang baik akan menghancurkan sebuah tujuan yang diinginkan, karena sebuah jabatan akan meracuni pikiran untuk melakukan sebuah keburukan. Seperti para pejabat Negara yang hatinya mudah tergoda dengan hal-hal yang berbau duniawi akan melakukan korupsi, hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kekhusukan terhadap hukum-hukum yang telah ditetapkan oleh agama (islam).
Tanpa kita sadari, seorang santri telah diajarkan dan ditanamkan dalam kepribadian dirinya untuk menjadi seoseorang yang pandai dan ahli dalam perekonomian. Seperti halnya mengatur keuangan pribadi, karena santri disini ditekankan untuk dapat menghemat dan menggunakan uang yang dimilikinya dengan baik dan seperlunya saja. Dari sini memang sudah seharusnya seorang santri tetap memperhatikan grafik ekonomi Negara ini. Karena hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi negeri akan berpengaruh langsung kepada orang tuanya di rumah dan secara tidak langsung kepada mereka (santri) yang mendapatkan uang dari orang tuanya. Dengan keadaan yang seperti itu, mereka yang dapat mengatur keuangannya dengan baik secara tidak langsung sudah memiliki manajemen yang baik. Hal itu sangat berpengaruh terhadap kepribadian mereka untuk menjadi seorang pemimpin yang sukses.
Dengan semua pembelajaran yang telah santri dapatkan di dalam sebuah pesantren, maka dalam waktu yang telah ditempuh dan dialami seoarang santri baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang, dengan prosentase yang cukup besar dan kepercayaan yang tinggi akan menghasilkan atau melahirkan seorang pemimpin yang ideal. Kebiasaan yang baik dan didikan yang tegas di sebuah pesantren akan membuat santri dapat membawa bangsa dan Negara untuk lebih baik kedepannya, salah satunya dalam mendongkrak perekonomian Negara. Dengan kebiasaan dan rutinitas yang telah dilakukan oleh seorang santri, yaitu mengatur pemasukan dan pengeluarannya sendiri tanpa diperintah dapat menjadi patokan santri untuk mengatur perekonomian Negara.
Peran santri dalam perekonomian Negara sangat penting. Karena seorang santri tidak hanya diajarkan tentang ilmu yang berbau agama saja, akan tetapi juga diajarkan ilmu umum lainnya. Terutama penekanan terhadap tingkah laku dan pribadi yang baik serta bertanggungjawab. Jika hal tersebut dapat diamalkan seorang santri di luar pesantren, maka dijamin Negara ini akan maju dan lebih baik dari tahun kemarin dan tahun ini.
Beberapa waktu yang sudah berlalu dan sampai sekarang kita sedang menghadapi MEA, bisa tidak bisa dan mau tidak mau kita sebagai bangsa Indonesia harus ikut andil dalam memperjuangkan Negara kita untuk menuju Negara yang lebih baik dan menjadi Negara maju. Di MEA ini selain akan ada persaingan dalam memperoleh investor yang mau menanamkan modal serta membangun pabrik di Negara kita. Masyarakat Indonesia juga dituntut untuk menjadi sumber daya manusia (SDM) yang kreatif, inovatif dan professional dalam bekerja. Masyarakat juga dituntut untuk menjadi kumpulan orang yang tidak konsumtif dan hedonis. Khususnya untuk para pemuda yang seharusnya berada pada masa-masa produktif dan aktif.
Dari sini seorang santri harus berinbisiatif dengan menggunakan fiqh untuk menempuh ekonomi syar’i. Santri dengan kewiraannya di tuntut untuk jujur dan amanah dalam berniaga, karena secara tidak langsung dengan sikapa yang demikian akan menarik minat orang untuk dapat bekerjasama dengan kita. Dan santri pun di tuntut untuk menjadi seorang pembisnis yang professional hingga berkembang menjadi orang yang yang kreatif dan kelak akan menerapkan sikap tersebut ke masyarakat lain. Dengan tanggapan orang awam yang menjadi santri panutan. Santri bisa mempengaruhi masyarakat untuk menjadi pembisnis yang syar’I, pemimpin ynag bekerja sesuai dengan tuntutan islam. Sehingga akan menciptakan masyarakat yang mandiri dan madani.
Dengan spekulasi seperti ini, peran santri yang nantinya akan terjun langsung ke masyrakat umum akan dinanti. Maka dari itu, mengembangkan potensi selama di pesantren dengan mengatur ekonomi pribadi bisa menjadi jembatan untuk menuju santri yang bermanfaat bagi negeri.
Santri dan bahasa asing. Di dalam pesantren, khususnya pondok salaf bahasa asing terutama bahasa inggris tidaklah terlalu dihiraukan. Meskipun di pesantren tidak belajar bahasa inggris, tetapi bahasa arab tidak pernah luput dari sebuah pesantren. Akan tetapi, di dalam pesantren tersebut mulai menerapkan bahasa inggris dan bahasa arab sebagai bahasa sehari-hari secara bergantian. Sedangkan di sebuah pesantren modern selangkah lebih maju karena santrinya ditekankan untuk memakai bahasa arab dan bahasa inggris dalam kesehariannya. Berbeda dengan sekolah pada umumnya yang hanya menyediakan 2 jam dalam seminggu dan tidak di praktekkan dalam sehari-hari.
Dengan demikian diharapkan untuk para santri agar dapat menjadi penerus bangsa yang maju, kreatif, inoVatif dan produktif demi membangun dan mengembangkan negeri yang lebih maju.(Siti Nur Hasanah)
Kirim Komentar