Hidupkan RUH-mu Aktivis. (Tri M (membaca, menulis, merubah keadaan))


  Aktivis sebutan yang tak asing lagi ketika kamu telah menjadi Mahasiswa. Sang patriot (Ir Soekarno) pernah berkata 10 pemuda sudah bisa menggoncangkan dunia. Disini ada satu kata yang menjadi harapan, dan sangat vital. "Pemuda" merupakan suatu kalangan yang penuh dengan semangat juang tinggi untuk menggapai cita" yang luhur. Jadi tidak salah semua bangsa yang maju dan berkembang tergantung kepada seorang atau golongan pemuda.
  Mahasiswa merupakan golongan pemuda yang studi di perguruan tinggi. Dahulu tanpa menjadi kalangan terpelajar(mahasiswa) asalkan punya semangat juang dan keberanian adalah harapan bangsa untuk membebaskan hidup dari eksploitasi jiwa dan raga atau penjajah. Setelah merdeka tugas penerus bangsa sudah lebih berat. Karena yang dihadapi bukan hanya penjajahan, kerja paksa, kekuasaan, perang dll. Akan tetapi bagaimana menjadikan dan menciptakan bangsa yang berperadaban.
  Untuk menciptakan suatu peradaban tidak semudah membalikan telapak tangan, banyak cara yang harus ditempuh yaitu salah satunya melalui pendidikan. Belajar dimulai sejak dini sampai dewasa adalah maksud dan tujuan pendidikan. Karena didalam filsafat, manusia adalah makhluk berfikir, mempunyai hati atau perasaan yang harus ditumbuh kembangkan agar menjadi manusia yang berpotensi.
  Sejak dini untuk membuka cakrawala pengetahuan tidak ada jalan lain selain "membaca". Semua disiplin ilmu bisa kita pelajari dengan membaca buku-buku hasil produksi pengetahuan manusia dengan alam. Fitrah membaca sudah terdapat didalam kitab suci umat islam Al Furqan Al Qur'anul karim. Bahwa esensinya membaca akan mengetahui kekuasaan tuhan yang agung yaitu ilmu.
  Aktivis tidak hanya sekedar mencari peluang yang berorientasi pendek. Yang hanya bangga ketika mencapai posisi semata, karena proses seorang aktivis sebenarnya bertindak kejam kepada tubuh sendiri hanya untuk belajar daripada Mahasiswa tulen. Buku-buku menjadi sahabat untuk selamanya. Bukan mengejar tran modis masa kini yang akan melunturkan atau akan mengubur idealismenya. Membaca itu pada dasarnya ruh yang ada didalam jiwa kita sebagai aktivis mahasiswa.
   Menulis merupakan lahirnya dan mengembangkan pengetahuan" yang sudah ada. Tidak jarang pekerjaan koneksi antara otak dan tangan ini bnyak tidak disukai oleh sebagian orang, tapi jangan oleh aktivis. Realitas yang ada disekitar, disiplin ilmu yang kita pelajari bisa berbeda ketika itu di transformasikan ke dalam tulisan, yang akan menjadi pengetahuan baru bagi penulis dan pembaca. Jadi setelah membaca seorang aktivis tidak stagnan ilmu pengetahuan tapi akan bermanfaat.
   Aktivis mampu merubah dirinya sendiri dari yang tidak baik menjadi baik. Tapi jangan lupa fitrah sosial yang ada didalam jiwa harus dikembangkan. Karena didalam filsafat kita mempelajari ilmu pengetahuan harus komprehensif. Realitas yang tidak produktif dan dinamis juga menjadi ranah seorang aktivis untuk belajar merubah keadaan.
  Aktivis identik dengan mahasiswa yang berorganisasi, yang aktivitas sosialnya tidak hanya lingkup civitas akademika, tetapi mampu menyentuh masyarakat luas. Dinamika sosial kampus maupun diluar juga merupakan bahan pembelajaran bagi seorang aktivis untuk bisa merubah keadaan. Dimulai dari membaca kita akan banyak tahu, kemudian menulis akan mengembangkan banyak tahu, dan merubah atau bertindak menciptakan keadaan yang dinamis dan produktif. Itulah ruh dari jiwa seorang aktivis. ”Cobalah dulu,baru cerita. Pahamilah dulu,baru menjawab. Pikirlah dulu,baru berkata.Dengarlah dulu,baru beri penilaian .Bekerjalah dulu,baru berharap." Refleksi 10/08/2016
Diberdayakan oleh Blogger.