SIAP SIAP PASAR BUDAYA
BULETIN KRITIS : Bulan November 2016, para mahasiswa–mahasiswi IAIN Jember sibuk mempersiapkan acara Pasar Budaya. Acara ini merupakan acara yang diadakan oleh PMII Rayon Tarbiyah IAIN Jember. Organisasi Daerah (ORDA) yang ada di IAIN Jember ikut berpartisipasi dalam acara ini. Pasar Budaya tahun 2016 ini mengangkat tema “Warna-Warni Budaya Untuk Bangsa”, tema ini diangkat untuk menunjukkan keanekaragaman budaya Indonesia, sebab mahasiswa-mahasiswi di IAIN Jember berasal dari berbagai daerah yang bisa mewakili sebagian budaya yang dimiliki Indonesia.
Abdul Adim, 21, prodi PAI (Pendidikan Agama Islam), sebagai ketua panitia Pasar Budaya 2016 ketika ditemui hari Selasa (1/11), menjelaskan Pasar Budaya ini intinya untuk mengekspos budaya–budaya, bukan saja pengenalan dan menghargai budaya orang lain. Pelaksanaan pasar budaya bertujuan untuk mengangkat potensi-potensi daerah asal mahasiswa. Hal itu untuk mengangkat dan mempertahankan jiwa nasionalisme, dan tetap mempertahankan solidaritas terutama bagi daerahnya sendiri. Yang kemudian budaya itu mampu dibawa ketataran Indonesia bahkan dunia.
Adim melanjutkan, panitia Pasar Budaya sudah mempersiapkan konsep secara keseluruhan dan sudah menjalin silaturrahmi dengan seluruh organisasi daerah yang berada di IAIN Jember. Persyaratan-persyaratan untuk mengikuti acara Pasar Budaya ini yaitu mengisi formulir pendaftaran, dan membayar uang pendaftaran sebesar Rp. 100.000, menunjukkan eksistensi budaya asal sendiri tanpa plagiasi,serta tidak diperbolehkan mengatasnamakan organisasi-organisasi selain organisasi daerahannya. Acara pasar budaya ini berlangsung dari tanggal 18 hingga 20 november 2016. Dimulai dengan acara pasar daerah dan kuliner hari jumat (18/11), fashion show dan fashion carnaval hari sabtu (19/11), sedangkan hari minggu (20/11) acara tari, bintang tamu, penutup dan pembagian hadiah. Tempat acara-acara pasar budaya yaitu masih berada di area kampus Iain Jember sendiri, dan untuk karnaval sendiri rutenya dimulai dari depan perpustakaan Iain Jember-polsek kaliwates-indomaret barat kampus-depan perpustakaan Iain Jember.
Salah satu hambatan yang dialami adalah banyaknya instansi yang menolak kerjasama. Namun dari beberapa industri yang berhasil menjalin kerjasama, salah satunya dengan pabrik kosmetik Wardah. Sedangkan pihak kampus sendiri tidak membantu dana, jadi dari pihak panitia mengusahakan sendiri.
Ikatan Mahasiswa Pergerakan Bondowoso (IKMPB) juga menyiapkan diri untuk mengikuti Pasar Budaya ini. Hal itu diwujudkan dengan persiapan yang dilakukan oleh IKMPB yang sudah membentuk tim panitia khusus Pasar Budaya.
Hamdani Ali Maulana, 19, Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai ketua panitia Pasar Budaya menjelaskan persiapan untuk seluruh lomba sudah mencapai 70 % saat bertemu hari Kamis (3/11). Terkait lomba yang baru diadakan untuk tahun 2016, yakni lomba pasar tradisional, selain memasarkan makanan khas Bondowoso, yakni tape dan kerajinan lain, Dani juga menyebutkan akan memasarkan buah 66 yang banyak tumbuh di Bondowoso, namun jarang di tempat lain. Sedangkan hambatan yang terbesar yang sedang dialami oleh IKMPB adalah dana. Hambatan lainnya, terkait dengan teknis lomba acara.
Sedangkan dari kabupaten tetangga yakni Situbondo, yang mempunyai organisasi daerah mahasiswa di IAIN Jember bernama Ikatan Mahasiswa Situbondo (IKMASS) sudah menyiapkan sejak rapat kerja setelah pergantian pengurus bulan Februari 2016 kemarin. Bentuk persiapan sejak Raker, berbentuk pembagian tugas. Miftahul huda, 20, program studi Ekonomi Syariah (ES), salah satu anggota IKMASS, saat ditanyakan tentang persiapan IKMASS hari Selasa (1/11), dia mengungkapkan, persiapan IKMASS masih mencapai 50%. Dia menyimpulkan, hal itu disebabkan oleh diaspora anggota ke organisasi lain, sehingga para anggota harus lebih membagi waktu yang mengakibatkan ketidakoptimalan persiapan IKMASS untuk Pasar Budaya. Sedangkan hambatan lainnya adalah sama seperti IKMPB, yakni kurangnya dana.(Naela Musarrofah)
Adim melanjutkan, panitia Pasar Budaya sudah mempersiapkan konsep secara keseluruhan dan sudah menjalin silaturrahmi dengan seluruh organisasi daerah yang berada di IAIN Jember. Persyaratan-persyaratan untuk mengikuti acara Pasar Budaya ini yaitu mengisi formulir pendaftaran, dan membayar uang pendaftaran sebesar Rp. 100.000, menunjukkan eksistensi budaya asal sendiri tanpa plagiasi,serta tidak diperbolehkan mengatasnamakan organisasi-organisasi selain organisasi daerahannya. Acara pasar budaya ini berlangsung dari tanggal 18 hingga 20 november 2016. Dimulai dengan acara pasar daerah dan kuliner hari jumat (18/11), fashion show dan fashion carnaval hari sabtu (19/11), sedangkan hari minggu (20/11) acara tari, bintang tamu, penutup dan pembagian hadiah. Tempat acara-acara pasar budaya yaitu masih berada di area kampus Iain Jember sendiri, dan untuk karnaval sendiri rutenya dimulai dari depan perpustakaan Iain Jember-polsek kaliwates-indomaret barat kampus-depan perpustakaan Iain Jember.
Salah satu hambatan yang dialami adalah banyaknya instansi yang menolak kerjasama. Namun dari beberapa industri yang berhasil menjalin kerjasama, salah satunya dengan pabrik kosmetik Wardah. Sedangkan pihak kampus sendiri tidak membantu dana, jadi dari pihak panitia mengusahakan sendiri.Ikatan Mahasiswa Pergerakan Bondowoso (IKMPB) juga menyiapkan diri untuk mengikuti Pasar Budaya ini. Hal itu diwujudkan dengan persiapan yang dilakukan oleh IKMPB yang sudah membentuk tim panitia khusus Pasar Budaya.
Hamdani Ali Maulana, 19, Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai ketua panitia Pasar Budaya menjelaskan persiapan untuk seluruh lomba sudah mencapai 70 % saat bertemu hari Kamis (3/11). Terkait lomba yang baru diadakan untuk tahun 2016, yakni lomba pasar tradisional, selain memasarkan makanan khas Bondowoso, yakni tape dan kerajinan lain, Dani juga menyebutkan akan memasarkan buah 66 yang banyak tumbuh di Bondowoso, namun jarang di tempat lain. Sedangkan hambatan yang terbesar yang sedang dialami oleh IKMPB adalah dana. Hambatan lainnya, terkait dengan teknis lomba acara.
Sedangkan dari kabupaten tetangga yakni Situbondo, yang mempunyai organisasi daerah mahasiswa di IAIN Jember bernama Ikatan Mahasiswa Situbondo (IKMASS) sudah menyiapkan sejak rapat kerja setelah pergantian pengurus bulan Februari 2016 kemarin. Bentuk persiapan sejak Raker, berbentuk pembagian tugas. Miftahul huda, 20, program studi Ekonomi Syariah (ES), salah satu anggota IKMASS, saat ditanyakan tentang persiapan IKMASS hari Selasa (1/11), dia mengungkapkan, persiapan IKMASS masih mencapai 50%. Dia menyimpulkan, hal itu disebabkan oleh diaspora anggota ke organisasi lain, sehingga para anggota harus lebih membagi waktu yang mengakibatkan ketidakoptimalan persiapan IKMASS untuk Pasar Budaya. Sedangkan hambatan lainnya adalah sama seperti IKMPB, yakni kurangnya dana. (Naela Musarrofah)
Kirim Komentar