TAKBIR KEPALSUAN POLITIK

Masing-masing orang berbeda beda selera makan dan hobinya.Ini sudah menjadi watak manusia secara alamiah yg dicipta berbeda-beda,sehingga menghasilkan perbedaan yg kaya akan seluruh demensi kehidupun.Perbedaan itu bukan hanya soal rasa makanan,pun orang berbeda dalam selera beragama.masing-masing pemeluk agama memiliki motivasi dalam hal beragama.ada yg ingin mendapat surga dan takut neraka,ada yg ingin ketanangan dalam hidup,dan ada yg ingin mendapat tempat terhormat dimata manusia lainnya atau beragama hanya pelengkap di KTP saja. Selera beragama seringkali berharmoni dg selera berpolitik.Agama sesuatu yg amat sensitif karena itu entitas agama dg mudah dibajak untuk kepentingan-kepentingan politik.Agama menjadi Alat ligitimasi,justivikasi bahkan legalisasi atas tindak tanduk aktivitas politik.Agama ditafsir untuk kepentingan kekuasaan,seakan tuhan dalam Agama telah memberi restu atas kegiatan-kegiatan politik manusia.tidak salah bila PBNU mengeluarkan pernyataan "Agama cukup murah untuk kepentingan politik".karena Jubah agama yg sakral sering dipakai untuk membajak kepentingan sesaat. Menyeret-nyeret Agama dalam kubangan politik telah terjadi sepanjang sejarah manusia,agama menjadi "atas nama dan sempel"untuk meraup kekuasaan yg sebesar-besarnya.Kehadiran Agama dalam politik hanya menjadi kuda pacu yg setiap saat ditunggangi untuk urusan-urusan politik.Agama tidak lagi menjadi Bengawan yg menjadi kontrol kegiatan politik manusia.disinilah Agama dieksploitasi peranannya sebagai kuda politik. Maka perlu setiap pemeluk agama sadar dan kritis bila setiap momentum Politik,banyak orang mendadak religius,lidahnya fasih mengutif Ayat Al-Quran dan Hadits Nabi.biasanya politisasi Nash ini cukup laris pada momentum-momentum pilkada.Mereka mengajak agama hanya untuk memuaskan hasrat politik sesaat.topeng Politik telah memalsu kesadaran religius menjadi kesadaran naif,seakan ikut percaturan politik Tuhan itu senang,mendapat pahala yg besar.Siapa dizaman ini yg masih dapat dipercaya,semua seakan sudah beriman,mereka yg ditahta kekuasaan beriman,mereka yg korupsi tidak merasa berdosa.itulah jerat politik yg menjadikan kebenaran Agama sebagai Oase dalam berpolitik.Maka sadarlah para pelaku politik,jadikan Agama untuk mengontrol politik,berpolitik beragama,kebijakan-kebijakan politik semata untuk kepentingan ibadah,hentikan takbir-takbir kepalsuan yg hanya untuk kepentingan dunia,masih ada kepentingan yg jauh yaitu kepentingan akhirat,karena kita tidak lepas dari kematian,hanya kematian,dan kematian.Refleksi,4/11/2016. (Dasuki, af)
Diberdayakan oleh Blogger.