BERAGAMA VIRAL
Oleh:Dasuki AF
Agama pada awalnya asing bagi individu maupun masyarakat,atau sebagai contoh Islam itu agama yg asing dahulunya maka suatu saat nanti akan kembali asing.Agama sulit diterima karena kebiasaan-kebiasaan lama yg sudah mengakar kuat,tetapi kebiasaan tersebut luntur tatkala agama mulai mampu menunjukkan eksistensinya bahkan dapat menjadi daya tawar baru dalam menghadapi mesteri kehidupan. Masyarakat mulai mengkaji ulang sistem kehidupan yg tidak mampu lagi memberi segala arah dan tujuan hidup sehingga Agama mulai akrab pada dirinya untuk menjadi jembatan, pijakan dan solusi dalam menghadapi kehidupan, disitulah mereka mulai berbondong-bondong beragama untuk mencari tau apa yg mereka harus lakukan dalam mengarungi hidup.Ketika agama mulai digandrungi maka kebiasaan-kebiasaan lama yg kurang membangun, mulai juga menjadi asing bahkan sebagian orang beragama menggap sesuatu yg beda dengan agama dalam istilah-istilah Islam disebut Dosa, haram, kafir, murtad, syirik dan istilah-istilah lainnya.
Posisi agama yg semakin mendapat tempat dimasyarakat kemudian berkembang menjadi atmosfer kehidupan yg sudah mulai diformalkan dan dilembagakan. Hegemoni agama cukup mengakar kuat dimasyarakat karena tidak ada hal yg baru dapat memfasilitasi seluruh hasrat dan aktualisasi dirinya selain agama. Tetapi sebagaimana hukum sejarah sepertinya masa keemasan agama akan segera lenyap dengan datangnya teknologi media. Media dengan varian dan vitur-vitur yg canggih mampu membawa mundur nilai-nilai kehidupan termasuk nilai-nilai agama. Sebagian pemeluk agama sudah mulai meninggalkan hal yg substansial dalam beragama kecuali hanya ritus-ritusnya belaka.
Pemeluk agama terperangkap dengan dominasi Teknologi media,baik itu FB, TWITTER, WA, INSTAGRAM dan media maya lainnya. Mereka mulai asing dengan Pahala, Dosa, Surga dan neraka tetapi disaat yg sama mulai akrab dengan Selfi, Hoax dan viral. Ibadah dirinya, kesalehan dirinya dan seluruh aktivitas keagamaannya tidak lepas dari jebretan media yg seakan harus dikatahui banyak orang tetapi lupa bahwa ibadah itu cukuplah tuhan yg tau. Ritual agama,aktivitas ibadah bak ingin mengejar ilmu elektabilitasnya pilkada atau popularitasnya selebritis. Sebagian dari mereka lupa bahwa penyakit Riya', ujub dan dedengkotnya amat berbahaya dalam agama, itu menjadi parasit ubadah. Namun Industri media telah merubah makna ritual dengan viral, merubah ibadah bisirri dengan bilvulgar serta mengejar pahala like dan pujian-pujian semu masyarakat media.
Pemeluk agama sudah tidak mengejar pahala lagi tetapi mengejar reting dan popularitas, Ajaran agama butuh dipublis sementara tindakan beragama cukup diri hamba dan tuhannya yg tau, karena orentasi ibadah hanya dengan tuhan dengan mengharap pujian apalagi mengharap viral. Jadi agama termasuk Islam mulai menjadi asing sejalan dengan teknologi media yg semakin mendapat tempat dihati penggemarnya, Agama hanyalah simbol atau identitas seseorang yg substansinya tergerus oleh tindakan pemeluk agama dalam berteknologi media. Refleksi,8/7/2017
Kirim Komentar