Cerpen : Mukarromah Sang Impian

Karya : Ahmad Hendra Bayu Prayitno
Presiden IKMPB 2016-2017


Ilustrasi


Dua sejoli bernama Pak Ehsan dan Buk Aminah hidup sebatang kara di sebuah kampung bernama kampung Singkong. Mereka tinggal di sebuah gubuk beralaskan tanah merah. Dengan kesederhanaannya, mereka bermimpi mempunyai anak sholeh-sholeha dan sukses. Sehingga dikala buk Aminah hamil, Pak Ehsan senantiasa berpuasa dan bermunajat untuk terkabulnya apa yang menjadi impian mereka.

Tepat pada tanggal 12 Robiul Awal 1418 Hijriah, terdengar tangisan bayi mungil ditelinga mereka. Pak Ehsan dan buk Aminah gembira dan bersyukur sekali, Bayi kecil itu diberi nama Siti Mukarromah. Keluarga dan teman sebayanya memanggilnya Mukarromah. Walaupun terkadang ada yang memanggil dengan julukan bermacam-macam.

Keluarga  sederhana yang mempunyai cita -cita tinggi itu, berusaha susah payah mendidik Mukarromah diberbagai lembaga pendidikan. Awalnya mereka menyekolahkan Mukarrimah di Sekolah Dasar Kampung sebelah dan menyekolahkan diniyahnya di kampung halamannya, Selama di pendidikan dasar, Mukarromah tumbuh menjadi murid yang pandai. Sehingga dia senantiasa menjadi bintang kelas. Selain itu,  di diniyahnya juga menjadi santri tauladan. Maka hal tersebut, membuat orang tua dan guru-guru bangga kepadanya. Seusai itu, Mukarromah melanjutkan belajar di SMP Gedangan. Jarak yang hanya 2 KM dari rumahnya, dia tempuh sehari-hari dengan sepeda ontel.

Kegigihan dalam belajar, kini kian terbukti dengan prestasinya. Namun meskipun begitu, perempuan berparas jelita itu tidak lepas akan kejahilan teman laki-lakinya. Tapi berkat ketangguhan dan perangai Mukarromah, membuat teman-temannya sungkan untuk menggodanya, Mukarromah yang mulai tumbuh remaja tidak lepas dengan yang namanya asmara yang kian mengelilinginya. Tepat pada pertengahan SMP dia menerima ungkapan sang lelaki cendikiawan. Namun cerita itu hanya berlalu sebentar, sehingga Mukarromah merdeka lagi dan menutup mata serta bersikap cuek bagi siapa saja yang mau mendekatinya. Sehabis itu, Mukarromah melanjutkan bidang studi ke SMK Jatian. Mukarrimah yang berprestasi, kini tambah aktif di kegiatan-kegiatan organisasi sekolah. Sehingga pertumbuhan pendidikannya semakin memukau. Di samping berkat banyak yang digeluti membuat Mukarromah banyak yang mengenal.

Cerita anak remaja kini lagi-lagi menghampirinya. Hingga setangguh komitmen Mukarromah kini masih mampu ditembus oleh laki-laki tampan rupawan dan masyhur di kalangan SMKnya. Namun Mukarromah mengaku menerima asmara laki-laki itu, karena kasian berulang kali mengungkap rasa dan mengajak berhubungan. Dia akui juga, tidak pernah berpacaran sebagaimana orang lain berpacaran termasuk pada laki-laki barusan. Sehingga berkat ketidak cocokkan karakter mereka melahirkan kekandasan jalinan asmara yang mereka bangun.

Setelah itu, Mukarromah yang dikenal berperangai mulya  tambah dikenal sebagai wanita cuek pada laki-laki yang banyak tertarik padanya. Lebih-lebih pada seorang laki-laki bernama Sauqi, sholeh orangnya. Walaupun Sauqi selalu berusaha bersikap baik padanya, tetap saja Mukarromah bersikap cuek, bahkan membalasnya dengan tidak baik.

Dari takdir hidup yang berbeda, membuat Mukarromah tambah bermawas diri. Selain itu, perjalanan hidupnya tambah gelisah. Sehingga dia tidak jarang berkholwat untuk munajat kepada Allah SWT. Maka berkat hidayahNya, Mukarromah senantiasa melakukan inovasi diri. Lalu dia berkomitmen untuk tidak lagi melakukan apa yang bukan Ridho Robb-Nya.

Se tamat SMK, Mukarromah  berkeinginan melanjutkan di pesantren, namun tidak direstui oleh orangtuanya. Lalu dia mencoba mendaftar diperguruan tinggi umum, tapi pada akhirnya ditakdirkan berkiprah  di salah satu perguruan tinggi islam. Selama kuliah, Mukarromah aktif diberbagai organisasi, baik di intra maupun di ekstra kampus. Meskipun sibuk diorganisasi, dia tidak ketinggalan tugas kuliahnya. Sehingga tidak heran banyak prestasi dan beasiswa yang menyambanginya. Selebih dari itu, dia lakukan dengan istiqomah menjadi wanita perangai apa yang menjadi komitmennya.
Selepas menerima gelar S1, Mukarromah dengan semangat tinggi dan perangai mulyanya, berusaha mengembangkan karier dengan sukses. Sehingga mampu mengangkat harkat martabat keluarganya. Dari semua itu, dia meraih apa yang menjadi impian orang tuanya.(Ndr*Bws,8/7/17)

Diberdayakan oleh Blogger.