SATIR KEPALSUAN

Oleh : Feby Nurjannah
Kabid Keilmuan IKMPB 2016-2017

Aku tak secantik khadijah, tak secerdas aisyah, tak setabah hajar, pun tak seanggun fatimah. Aku,wanita akhir zaman. Selang waktu membawaku menyusuri setiap lorong-lorong kehidupan fana ini. Aku dan ke-akuanku terkadang tak selalu sama, adakalanya keakuanku menyandingkan dirinya atas diri ini, adakala pula ia terbawa arus keganasan modernitas dan kapitalis dunia yang terus menggerogoti ketahanannya. 

Mungkin khadijah, Aisyah, Hajar dan fatimah telah menjadi bualan semata, lekat dilisan namun tidak sedikitpun sampai pada lapisan terluar dari kedalaman keakuanku.

Maka terinjaklah, terkikis oleh tirani para jahil di zaman kelam yang menguras habis esensiku, lalu diangkat oleh tangan suci kiriman khaliq, membawaku jauh dari serpihan anai-anai pengganggu. Memuliakanku ia dalam surau-surau dakwahnya, menanamkan rentetan besar harapan-harapan. Namun ketiadaannya, berarti ketiadaanku. aku, kembali pada tangan-tangan jahil. Terperosok dalam gulitanya malam, dan bakaran siang. 

Khadijah, wanita tenang dan berwibawa itu, ia ada saat ini, namun entah dimana bersemayamnya. Yg terang terlihat adalah aku yang terjerat, terseret, yang meraung dalam senyum dandanan kepalsuan. Yg mungkin tak lebih dari  buah dan sayur di gedung-gedung mewah, bahkan lebih murah? 

Aisyah wanita cerdas berakhlak mulia itu, pun ia masih ada,namun tidak tau di belahan bumi yang mana. Yang tampak terlihat, aku dan kecerdasanku yang entah kemana arahnya, mereka jadikan sebagai komoditas. Aku menangis dalam dandanan modernitas. Refleksi (8/7/17)
Diberdayakan oleh Blogger.