Refleksi 72 Tahun Indonesia.
Refleksi 72 Tahun Indonesia.
Buletin Kritis, - Perjuangan gigih para pejuang dalam mengusir penjajah kala itu membuat getar getir nyali para petinggi negara penjajah sekalipun para tentara mereka dibekali dengan senjata canggih dijamannya yang hanya dilawan oleh pejuang kita dengan bambu runcing maupun senjata ala kadarnya.
Militansi yang tertanam oleh pendahulu kita tak lepas oleh cita-cita luhur untuk membebaskan nusantara dari cengkraman para penjajah yang selalu membatasi dan terlanjur menguasai diberbagai sektor negeri ini hingga kesengsaraan terjadi dimana-mana hingga hampir seluruh pelosok negeri.
Beberapa kata penyemangat seperti " _Bangunlah jiwanya,Bangunlah badannya untuk Indonesia Raya_" yang tercantum dalam lagu kebangsaan kita Indonesia Raya banyak menggugah semangat para warga Indonesia yang seketika menjadi militan untuk negeri ini,hal itu menjadikan sang pencipta lagu W.R Sorpratman menjadi buruan penjajah karena karyanya yang mengancam mereka.
Jasmerah yang diproklamirkan langsung oleh Bung Karno seGik/usnya menjadi motivasi penuh bagi generasi saat ini sebagaimana lagu Indonesia Raya mampu menggugah semangat juang warga Indonesia dijamannya dulu,besar harapan namun cukup dengan sederhana tindakan yang semestinya dilakukan yaitu mampu mengisi kemerdekaan dengan prestasi tanpa perlu dengan berkorban jiwa raga bahkan nyawa.
72 Tahun berlalu negeri ini memproklamirkan dan dikatakan merdeka,namun sejauh manakah dan seperti apa generasi saat ini mengisi kemerdekaan yang dicita-citakan para pendahulu kita.
Banyak PR besar yang perlu koreksi dan pembenahan,generasi penerus saat ini yang ruang geraknya lebih bebas dan luas bisa mewujudkan cita-cita luhur para pejuang terutama para kaum terpelajar yang memiliki pola pikir lebih mampu mengkonsep dan mengisi 72 tahun perjalanan bangsa ini dengan kemajuan prestasi.
Gik/ARK
Kirim Komentar