SECARIK TINTA SEJARAH KABUPATEN BONDOWOSO
Doc. Redaksi
Penulis : Baijuri
Editor : Tim Redaksi
BULETIN KRITIS, BONDOWOSO-Kabupaten Bondowoso merupakan salah satu kabupaten di provinsi jawa timur. Babad sejarah Bondowoso tidak dapat di lepaskan dengan nama mas Astrotruno (Raden Bagus Asrah, Mas Ngabehi kertonegoro, atau kyai ronggo bondowoso). Putra angkat ronggo Kiai Suroadikusomo.
Semasa pemerintahan Bupati Ronggo kyai Suroadikusomo, Besuki mengalami kemajuan dengan berfungsi pelabuhan yang mampu menarik minat pedangang luar. Dengan semakin padatnya penduduk, maka perlu dilakukan pengenbangan wilayah dengan membuka hutan di arah tenggara.
Kiai Patih Alus mengusulka pada kyai surodikusumo agar tugas membuka hutan di serahkan pada mas Astrotruno. Sesudah usulan itu mendapatkan persetujuan dari kyai surodi kusomo , mas Astrotruno yang sebelumya di nikahkan dengan Roro Sadiyah (putri Bupati Probolinggo-joyolelono) itu melaksanakan tugasnya.
Dengan di sertai Puspo Driyo, Jatirto, Wirotruno dan Jati Truno , Mas Astrotruno maka berangkat untuk melaksanakan tugasnya dengan menerobos wilayah pegunungan sekitar arak arak. Rombongannya menerobos ke timur hingga dusun wringin, rombongan itu melintasi dusun kupang, poler dan madiro, hingga sampai desa kademangan. Disana, rombongan itu membangun pondok peristirahatan di sebelah barat daya kademangan (sekarang: desa nangkaan).
Sesudah membuka hutan, Mas Astrotruno membuka jalan yang berlangsung dari tahun 1789 hingga 1794. Untuk memantapkan wilayah kekuasaan. Mas Astrotruno di angkat menjadi demang dengan gelar Abhiseka mas ngabehi Astrotruno atau demang belindungan pada tahun 1808 M. Selanjutnya Mas Astrotruno di pandang sebagai nayaka merangkap jaksa negri.
Dari ikatan keluarga besar ki ronggo bondowoso didapat keterangan, Mas Astrotruno diangkat sebagai zelfstanding (patih berdiri sendiri) dengan nama abhiseka Mas Ngabehi kerto-negoro pada tahun 1809 M. Dengan demikian, Mas Astrotruno dipandang sebagai penemu sekaligus penguasa pemerintahan pertama dibondowoso. Adapun tempat kediaman Mas Astrotruno yang semula bernama blindungan dibuah namanya menjadi bondowoso (Wanawasa).
Meskipun belanda telah bercokol di puger dan memasuk-kan bondowoso kedalam wilayah kekuasaannya, namun ke-nyataannya pengangkatan personel praja masih wewenang Ronggo besuki. Maka tidak seorang pun yang berhak meng-klaim lahirnya kota baru bondowoso, selain Mas Astrotruno. Hal ini dikuatkan dengan.pemberian izin pada Mas Astrotruno untuk terus membabat hutan hingga akhir hayat bupati besuki.
Pada tahun 1819, raden ario prawiroadiningrat (penguasa besuki), meningkatkan status bondowoso dari kademangan menjadi keranggan yang lepas dari besuki dan mengangkat mas Astrotruno menjadi penguasa wilayah tersebut dengan gelar kiai ronggo Bondowoso l. Pengangkatan ini berlangsung pada hari selasa kliwon, 17 agustus 1819 (25 syawal 1234 H). Peristiwa itu kemudian di jadikan eksistensi formal bondowoso sebagai wilayah kekuasaan mandiri di bawah otoritas mas Astrotruno. Kekuasaan mas Astrotruno meliputi wilayah bondowoso dan jember (1829-1830).
Pada tahun 1830 M, Mas Astrotruno mengundurkan diri dan kekuasaannya di serahkan pada putera ke duanya yakni Djoko Sridin yang waktu itu menjadi patih di probolinggo. Selama memangku jabatan dari tahun 1830 hingga 1858 M, Djoko Sridin yang berkedudukan di Blindungan itu menngunakan Gelar M. Ng. Kertokusomo (Kyai Ronggo Bondowoso ll).
(Ensiklopedia BABAD BUMI JAWA) Penulis : Baijuri
Editor : Tim Redaksi
Kirim Komentar