Waspada, Oknum Alumni Pemecah Belah Dan Perusak Kultur Kaderisasi
Oleh : pengurus dan Dewan Pembina IKMPB
Jember, (BELETIN KRITIS.com)-Baru-baru ini dinamika pesta politik Bondowoso banyak menyita perhatian publik, baik dari kalangan masyarakat awam sampai masyarakat akademis, dari insan Pers, LSM, LBH, dan sejumlah aktivis organisasi masyarakat sampai aktivis organisasi mahasiswa.
Dinamika politik yang terjadi telah berakibat tarik-menarik kepentingan baik antar kandidat Cabub untuk menarik sipatik masyarakat, bahkan para praktisi lapangan yang saling berebut pengaruh untuk mambangun bargening kepada salah satu calon yang dianggap berpeluang besar paska perhelatan nanti.
Dalam momentuk kali ini, ikut tidak ketinggalan orang luar Bondowoso juga berkepentingan pada salah satu Cabub yang dianggap akan memberikan peluang kepadanya saat usai pesta pemilu kada selesai. Tidak terkecuali organisasi mahasiswa Bondowoso yang saat ini disusupinya walau tidak mengatas namakan lembaga, dia masuk kepada kader bawah untuk di seret terhadap kepentingan pribadinya yang sebelumnya dia masuk pada seneor di atasnya namun tidak mendapatkam simpatik untuk ikut pada tawaranya.
Tidak seharusnya kepentingan oknum alumni IAIN Jember yang bukan asli Bondowoso dan tidak berkontribusi pada proses kaderisasi menyeret- menyeret keder yang masih aktif kesalah satu calon untuk dijadikan alat bargeningnya
Nampaknya kepentingannya begitu besar sehingga menumbalkan kultur kaderisasi yang telah lama dibangun melalui sistem kaderisasi secara sistematis kini sedikit menciptakan ketegangan dan ketidak nyamanan dalam internal keluwarga lembaga.
Tidak seharusnya kader yang masih aktif dan belum saatnya terjun dunia politik-praktis ia diseret dengan iming-iming akan memberikan pemberdayaan padanya. Meski bukan atas nama Iembaga, namun sikap tersebut akan memicu rusaknya kultur kaderisasi yang lama telah dibangun dan akan menciptakan bibit-bibit perpecahan antar kader karen telah memunculkan kelompok-kelompok baru yang liyar.
Ternyata dia lupa atau tidak mengetahui bahwa dilembaga organisasi kedaerahan yang sudah lama kita bangun terdapat budaya yang berbeda dengan organisasi lain.
Sudah saatnya para kader-kader militan bersama pengurus marapatkan barisan, menyelamatkan kader-kader aktif IKMPB agar tidak terjun dan tidak terseret ke politik-praktis yang hanya menguntungkan oknum tersebut.
Untuk itu Save gerakan oknum Alumni IAIN Jember luwar daerah Bondowoso, pemecah belah kader, merong-rong kultur kaderisasi dan jalinan silaturrohim antara kader di setiap zaman yang sudah lama dibangun.
Waspadalah pada oknum alumni yang hanya karena gara-gara ambisi kepentingan yang dulunya tidak pernah berfikir dan mengetahui susah payahnya melakukan proses kaderisasi, tiba-tiba datang kapada kader membawa isu pemberdayaan untuk membawa kepada salah satu calon bupati, dengan dalih untuk membuka peluwang pemberdayaan.
Sudah sekian lama kultur kaderisasi kita bangun untuk menciptakan sinergitas kader antar zaman dirusak gara-gara hanya kepentingan oknum yang tidak pernah terjun melakukan proses kaderisasi dan pemberdayaan kader.
Efek ini telah menciptakan kader liar, kader karbetan, kader tidak beretika, kader jumawa dan kader yang sering menabrak etika organisasi bahkan sikap kader yang tidak beretika kepada senior-seneornya.
Tidak hanya itu oknum alumni tersebut setelah gagal masuk kepada seneor diatasnya, kini ia masuk kepada angkatan dibawahnya, Kalau bukan ambisi kepentingan pribadi yang dikemas dengan isu pemberdayaan, terus apa itu namanya..?
Semoga dengan tulisan singkat ini kader bisa dapat memilah dan memilih, serta cerdas dalam menentukan sikap, sehingga tidak menjadi tumbal oleh oknum yang tidak pernah mengawal kaderisasi, berkontribusi pada kaderisasi lembaga organisasi, dan tidak pernah melakukan pemberdayaan kader.(***)
Kirim Komentar