Berorganisasi : Pilih Identitas atau Kualitas?


Berbicara tentang organisasi merupakan hal yang tidak asing lagi di kalangan akademisi maupun dikalangan manusia dalam golongan apapun itu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) organisasi adalah kesatuan (susunan) yang terdiri atas bagian-bagian (orang) dalam perkumpulan untuk mencapai tujuan tertentu.

Organisasi juga didefinisikan oleh seorang ahli ekonomi politik dan sosiolog dari Jerman yang dianggap sebagai salah satu pendiri ilmu sosiologi dan administrasi negara modern yaitu Max Weber. Organisasi menurut Max Weber adalah suatu kerangka hubungan terstruktur yang didalamnya terdapat wewenang dan tanggung jawab serta pembagian kerja menjalankan suatu fungsi tertentu.

Dalam perspektif Al-Quran terdapat dua kata bantu untuk mempelajari pengorganisasian. Kata tersebut adalah (Shaf) dan (ummat). Kata oganisasi secara definitif menurut sebagian orang bisa dikatakan mudah, akan tetapi secara esensi atau hakikat organisasi tidak semua orang mudah memaknainya.

Mengapa demikian???

Hal tersebut karena banyak hal yang terjadi dalam "berorganisasi" dan berorganisasi bukan hanya sebatas untuk eksistensi semata. Eksistensi bisa diartikan keberadaan. Keberadaan sesorang di organisasi dalam arti positif dan negatif. Dalam hal ini yang seringkali terjadi ialah ekstistensi organisasi dalam arti negatif.

Eksistensi "identitas" seseorang di organisasi  sebenarnya tak perlu untuk dicari (mencari nama). Jika seseorang berorganisasi dengan sungguh-sungguh maka akan semakin meningkatkan kualitas dari diri seseorang. Adapun eksistensi atau nama seseorang dalam organisasi  akan mengikuti dengan sendirinya, tanpa perlu mencari nama atau numpang menaruh nama dalam berorganisasi.

Tidak penting seberapa  banyak nama kita terpajang dalam struktur organisasi tapi seberapa banyak peran kita untuk organisasi. Refleksi diatas sesuai dengan yang dialami oleh penulis yang telah terdoktrin oleh paham berorganisasi. Pada dasarnya organisasi itu semuanya memang baik, akan tetapi tergantung bagaimana kita berproses didalamnya. "MAN JADDA WAJADA, WA MAN ZARA'A HASADA, WA MAN YAJTAHID YANJAH" yang artinya "Siapapun yang berjuang (insyaAllah) akan mendapatkan apa yang dia kerjakan, siapapun yang menanam (insyaAllah) akan menuai hasilnya, siapapun yang berjuang (insyaAllah) akan mendapatkan kesuksesan". Bagaimana kita bisa lebih baik kalau hanya ikut saja dan parahnya sekedar menaruh/pajang nama, kalau bahasanya mahasiswa itu hanya identitas/title berorganisasi.

Sungguh betapa indahnya jika kita memang betul-betul menyelami organisasi dan bisa memanfaatkanya dengan baik. Tak heran juga tidak jarang yang berorganisasi hanya sekedar untuk naruk/pajang nama saja. Hal demikian akan terus berkelanjutan jika kita kita hanya percaya terhadap dogma-dogma sekeliling kita yang apatis terhadap organisasi. Meskipun sebenarnya berorganisasi itu sangat indah.

Berorganisasi dengan baik yaitu dengan totalitas dalam berproses, Kalau memang sudah terjun dalam sebuah organisasi, sebagai mahasiswa yang ideal tentu harus dapat memberikan yang terbaik untuk organisasinya. Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam berorganisasi terdapat ujian maupun rintangan. Salah satu hal yang sering kita alami ialah sebuah doktrin dari berbagai teman yang apatis terhadap organisasi. Sebagai seorang organisatoris maka seyogiyanya tetap berkomitmen dan menghiraukan segala rintangan yang ada. Karena pada hakikatnya semua organisasi itu baik dan baiknya organisasi tergantung orang-orang yang menjalankan roda organisasi tersebut.

Kita sebenarnya memiliki potensi namun terkadang kita sendiri tidak mengetahuinya, dengan berorganisasi kita dapat menemukannya. Dalam proses berorganisasi perlu kita gali bagaimana potensi maupun skill yang ada dalam diri kita, semua ada pada diri kita masing-masing untuk menentukan pilihannya. Organisasi adalah salah satu tempat mengasah intelektual. Namun, bukan sekedar tentang intelektualitas saja kita berorganisasi, tentang bagaiman kita memahami dengan sesama juga ada dalam organisasi dan secara teori sosial manusia itu tidak bisa hidup tanpa orang lain (zoon politicon).

PEMUDA DESA
Diberdayakan oleh Blogger.