#2019 Menangkan Rakyat Indonesia
#2019 Menangkan Rakyat Indonesia
(Potret Perjalanan Demokrasi Dan Kebisingannya)
By : Politisi Jalanan
Tema demokrasi adalah tema yang akan selalu dibahas ketika kita membicarakan hal-hal yang berhubungan dengan negara, karena sekitar 62% negara di dunia ini mengklaim dirinya sebagai negara demokrasi (lihat Zakaria : 2003), hal ini juga karena didasari kenyataan bahwa negara-negara maju dan stabil di dunia merupakan negara demokratis. Konsep demokrasi, secara historis muncul dari para filosof Yunani sekitar tahun 500 SM yang berakar dari kata demos dan kratein yang mempunyai arti pemerintahan oleh rakyat.
Sedangkan Pemilu dianggap sebagai sarana strategis terciptanya penentuan kekuasaan secara demokratis, terjadinya rotasi kekuasaan, serta alat untuk membangun legitimasi secara konstitusional. Dengan catatan, proses demokratisasi akan tercipta apabila pelaksanaan Pemilu berlangsung secara fair, jujur, adil, dan akuntable. Sehingga dapat menciptakan proses dan output pemimpin yang berkualitas dan berintegritas, serta mengutamakan kepentingan rakyat semata demi tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan.
Namun, sejauh ini pemilu hanya menjadi sarana mempertahankan kekuasaan semata. Hal tersebut disebabkan kecenderungan budaya oligarkhi dalam kepemimpinan partai yang menjadi corong politik selama ini. Politik yang sejatinya adalah alat perjuangan untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, justru hanya menjadi alat untuk memuaskan kepentingan seorang individu dan kelompok saja. Jadi, wajar jika potret Demokrasi kita hanya dipenuhi intrik, pencitraan dan kebisingan delik semata. Dan pada akhirnya, dari sekian Pemilu yang dijalankan berakhir dengan penghianatan terhadap rakyat kecil, dan itu adalah bentuk penghinaan serta pelecehan terhadap Pancasila dan undang-undang 1945.
Selain itu, Pemerintah wajib memastikan bahwa tidak ada unsur penyalahgunaan wewenang dan jabatan. Bahwa kegaduhan “Yang bayar gaji kamu siapa?” tidak menimbulkan kesangsian politik, karena praktis itu menjadi dasar bahwa seolah semua aparatur pemerintah harus sejalan dengan tujuan politis kelompok tertentu. Hukum harus tegak lurus tidak pandang bulu, jangan hanya karena ada kebencian politik menjadikan seseorang gagap dan gugup dalam berpolitik. Kegagapan dan kegugupan itu pula akan menjadi sorotan bahwa ada kesan semacam ketakutan dan kekhawatiran rezim yang sedang berkuasa.
Sudah terlalu seringnya rakyat dibohongi dan dihianati membuat rakyat merasa jengkel dengan sendirinya. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya Golput yang terjadi pada setiap Pemilu adalah contoh yang tidak terbantahkan lagi, sekarang saat yang tepat untuk mengembalikan kepercayaan rakyat dengan cara “Menangkan Rakyat Indonesia”. Bagaimana caranya? Laksanakan Pemilu yang jujur, bersih, adil dan transparan tanpa ada satu pihak yang merasa dirugikan. Sudah cukup hiruk pikuk lelucon Pemilu yang harus ditontonkan pada rakyat, semua sorot mata harus tertuju pada program kerja, visi-misi dan jalan pikiran bagaimana mereka akan memimpin, bukan jalan pikiran untuk membuat jalan tol seluas-luasnya. Dengan begitu, kepentingan rakyat yang paling utama akan diperhatikan. Kebutuhan rakyat yang paling mendasar harus di prioritaskan, sehingga jalan kemakmuran dan kesejahteraan dapat dirasakan rakyat secara menyeluruh.(Khairozzad Taqwa)
Kirim Komentar