“JANGAN MENILAI DARI LUARNYA”
Daun padi yang di kebat menjadi kilera, ia membuktikan bahwa semua tidak bisa berkomentar dan melihat dengan satu sisi saja.
Pagi hari tiba degan matahari yang terbit dari ufuk timur yang cerah sekali, angin berbisik menemani perjalananku ke sekolah. Dari depan pintu sekolah tampaknya sudah terbuka lebar untuk menampung para murid yang ingin menuntut ilmu. Lagi-lagi si Introvert datang dengan wajah tanpa ekspresi menarik dan juga pakaian lusuh yang tidak sama dengan lainnya. Seisi kelas tak hentinya memandangi dia yang sangat pendiam dan tidak mau bersosialisasi dengan teman-teman yang lain, setiap hari dia hanya membaca buku dan terdiam diri di tempat duduknya. Setiap berdiskusi dia hanya menambahi satu atau dua kata untuk membantu. Tak jarang teman-teman di kelas jengkel padanya.
“Eh lo sekali-kali ngobrol sama yang lain lah, perasaan setiap dateng ke kelas gitu-gitu aja diemmm teros”. Andrik teman kelasku melontarkan kata, waktu itu kebetulan dia sedang berada dekat papan untuk menghapus tulisan disana. Si Introvert itu hanya diam seribu bahasa, Andrik tak lagi bisa berkata apapun. Ia hanya menatap anak Introvet itu dengan mulut ternganga sambil merasa heran. Seisi kelas menjadi hening dan mata para murid tertuju pada anak Introvert itu.
Namaku Anindya Prameswari, panggil saja Anindya. Jadi seperti yang aku katakan di awal, aku mempunyai seorang teman kelas yang pendiam dan sulit bersosialisasi dengan orang lain. Namanya Amanda Putri tapi panggil saja dia Amanda, anak super pendiam sampai teman kelas berkata dia aneh karena memang dia berbeda dengan teman-teman yang lainnya. Banyak yang kepo tentang dia termasuk aku sendiri. Tapi bedanya teman-temanku tidak berani ngepoin sampe ke orangnya langsung sedangkan aku ingin sekali mengenali orang-orang model seperti dia karena sulit di tebak sifatnya.
Haripun berlalu dan siang sudah tiba, waktu itu angin berhembus masuk ke dalam kelasku, suasana kelas menjadi sejuk karena angin keluar masuk dari jendela dan juga pintu disana. Para guru tadi sudah mengajar selama beberapa jam dan sekarang waktunya istirahat. Perutku berbunyi menandakan aku lapar dan ingin makan. Teman di kelas pada sibuk kecuali Amanda, ya waktu itu dia terlihat bosan sekali. Dan akhirnya..
“Hai Amanda, kamu lagi sibuk ga?”. Tanyaku padanya, ini pertama kalinya aku sok kenal ke orang lain.
Masih sunyi, tanpa ada jawaban
Dan akhirnya “Engga ni lagi gabut aja hehe”. Jawabannya dengan nada kaku sekali. Lalu aku kembali melontarkan kata yang tertuju untuknya.
“Eh mau ikut aku ke kantin gak?Aku laper ni hmm” Ajakku ke dia.
Tanpa basa-basi diapun langsung berdiri dan menganggukkan kepala dan tersenyum yang artinya dia mau di ajakku ke kantin. Kantinnya lumayan jauh dari kelas karena kebetulan kelasku berada di pojok belakang sedangkan kantinnya berada di dekat lapangan sana.
Wah kebetulan nih aku bisa ngomong sama Amanda kalo gini dalam batinku berkata, lalu.....
“Eh By The Way din kamu kenapa si kalo di dalem kelas diemm teros, gamau sosialisasi sama temen-temen yang lain juga?” Aku mengatakan hal ini sembari berjalan menuju kantin sana.
Kemudian dengan cueknya si Amanda menjawab “Gapapa kok”. Sebenernya aku belum puas ke jawabannya, tapi yasudahlah.
“Da kamu mau beli apa?” Tanyaku.
“Ini aja” dia menunjukkan makanan yang harganya murah dan jarang di minati sama temen-temen.
“Oalah, yaudah ayo kita balek ke kelas”. Ajakku ke Amanda.
Kami berjalan menuju kelas, di perjalanan pun rasanya enggak asik banget, hening tanpa ada sebuah obrolan, itu membuatku jadi males banget dan akhirnya aku melangkahkan kakiku lebih cepat agar bisa cepat sampai kelas dan ngga jalan sama si Amanda lagi. Banyak perbedaan yang aku rasakan saat bersama Amanda, Karena biasanya teman-temanku diam di laut masin tidak, diam di bandar tak meniru. Sedangkan Amanda, dia malah kebalikan dari teman-temanku yang biasanya.
Akhirnya tak lama kemudian kami sampai di kelas dan disana aku mengatakan “makasih sudah mau ikut ke kantin, sini kita makan jajannya bareng hehe” Ajakku ke Amanda.
“Hehe ngga usah deh nin aku makan sendiri aja di mejaku” Jawab Amanda.
“Iyaudah”. Kataku.
Tidak dapat di pungkiri lagi, Amanda memang orang yang tidak bersosialisasi dengan lainya. Amanda sangat tertutup sampai temen-temen di kelas mengasingkan dirinya. Tak jarang juga ia mendapat bullyan dari teman di kelas. Kadang batinku terketuk untuk membantunya tetapi dengan egoisnya ragaku tetap saja bodoamat dan tidak perduli akan hal itu.
Hari kembali berlalu, pagi itu hujan tetapi bukan berarti menjadi alasan untuk tidak masuk sekolah, Aku berangkat ke sekolah. Sampainya di sekolah terlihat Amanda sedang berada di Gazebo lalu aku menghampirinya.
“Kamu kenapa daa kok kayaknya lagi kebingungan gitu?” kataku.
Meskipun awalnya aku ngerasa nggak sefrekuensi sama Amanda tapi aku tetep pengen kenal banget ke dia, karena memang kalo aku sudah kepo ke suatu hal pasti akan nyelidikinya hehe udah kek detektif dongg.
Lalu Amanda menjawab pertanyaanku tadi..
“Sepatuku basah, tadi di jalan nggak sengaja kecebur ke lubang. Aku takut dimarahi guru kalau nggak pake sepatu” Jawabnya dengan penuh ketakutan.
“Oalahh, gapapa kok guru-guru pasti memaklumi ini kan sekarang lagi musim hujan hehe” Jawabku sambil menenangkan Amanda.
Terlihat Amanda sudah tidak terlihat ketakutan lagi lalu kemudian aku mengajak dia ke kelas.
“Ayo kita masuk kelas”
“Iyaa” Jawab amanda.
Lalu aku dan Amanda masuk ke dalam kelas, teman di kelas memandangiku dengan herannya.
“Baru kali ini gua masuk kelas sampe di pandang kek artis gini haha, kalian kenapa gaes?”
Lalu salah satu preman kelasku menjawab.
“Ngapain lo dateng sama si Introvert itu nin, lagi kerasukan apa lo?”
“Kerasukan?Engga ni gua lagi sadar” Jawabku dengan santainya.
“Hadehh, baru kali ini gua ngeliat lo sudi berangkat sekolah bareng sama dia kan biasanya lo gamau tuh temenan sama orang model kek dia” Kata temanku itu.
“Tadi kita ketemu di gazebo depan kelas ya gua nyamperin dia,kan itu terserah ane mau temenan sama siapa”. Aku menjawab lontaran kata yang di sampein sama si nakal itu. Sebenernya rada kesel si sama orang yang kek dia tapi ya gimana lagi hmm.
Haripun semakin siang, hujan yang tadi pagi deras sekarang sudah reda. Kali ini suasana di kelas tidak hening lagi, teman-teman bercanda sana-sini dan kemudian preman kelas yang tadi kataku itu menghampiri Amanda lalu dia berkata dengan kasarnya.
“Eh lo manusia kusut yang gamau bersosialisasi, sekali-kali becanda lahh sama yang lain jangan Cuma diem dan baca buku teros, emang lu mau temenan sama buku itu?” Kata dia dengan kasarnya. Amanda tidak menjawab apa-apa, lalu preman kelas itu berkata lagi.
“Gabisa bicara kah?”. Dia berkata seperti itu sambil menarik buku Amanda dan melemparnya ke sebelah meja.
Amanda menangis, dia tidak menjawab apapun. Dia hanya mengambil buku yang tadi di lempar ke sebelah mejanya itu. Aku merasa kasihan lalu aku memberi pelajaran pada anak nakal yang berani ngebully amanda itu.
“Eh lo apa-apaan hahh?gausa kasar dia juga manusia yang punya perasaan sama kayak elo” Aku berkata seperti itu, kelas menjadi hening seketika.
“Apasih lo ikut-ikutan hah?berani sama gua?” Dia mengatakan itu dengan sok nya.
“Mau gua laporin ke guru BK kalo tingkah laku lo serendah ini” Aku mengancamnya.
“Yaudah laporin aja, gak takut” Dia menjawab lagi. Emosiku gabisa tertahan akhirnya aku keluar dari kelas dan melaporkan anak itu ke guru BK. Dia di panggil ke ruang BK gatau lagi disana.
Keesokan harinya pagi cerah sekali, aku kembali bersekolah lagi dan ternyata teman-teman bilang kalau anak nakal tadi di skors selama beberapa hari.
Dari hari itu aku mulai berteman dekat dengan Amanda, banyak lontaran terimakasih darinya untukku. Kami menjadi teman dekat dan tak jarang aku mengajak dia keluar. Aku mulai sadar kalo Amanda ga seaneh dan sependiem itu, karakternya berbeda sekali kalau sudah di dekati. Waktu itu aku jalan-jalan ke sebuah mall di kotaku bersama Amanda, disana aku beli jajan dan memakannya di tempat duduk. Lalu kita mengobrol dengan santainya. Di tengah-tengah obrolan akupun bertanya kepada Amanda.
“Da, jujur dongg kenapa kalo di dalem kelas lo pendiem bangett?”
“Nggak papa si, aku males aja ngomong yang dak penting. Karuan di isi baca buku aja” Dia menjawab begitu. Emang bener si kalo di dalem kelas kelakuan Amanda baca buku teros sampe aku bosen ngeliatnya hehe☺.
Obrolanku dengan Amanda terus berlangsung, banyak yang dia ceritakan padaku. Dari hari itu aku sadar Ternyata memang benar kita ga boleh mengenali orang dari cover nya saja. Dulu aku ngerasa Amanda ga asik karena Introvert bangett. Tapi siapa sangka Amanda yang Introvert ternyata dia menjadi diam-diam ubi berisi. Buktinya saja saat dia menasehatiku, selalu ada kata-kata bijak dan motivasi yang ia lontarkan untukku, ya seperti orang-orang yang banyak pengetahuannya diluar sana.
Hari terus berlalu, pertemananku dengan Amanda semakin dekat bahkan bisa terbilang kita dua orang yang gabisa di pisahin karena kalo ada aku pasti ada Amanda disana. Tak terasa lulusan sekolah sudah hampir, semua sibuk dengan dirinya entah itu mengejar cinta atau cita-cita masing-masing.
“Da, mau lanjut kemana?” Tanyaku ke Amanda
“Gatau masih nin hehe” Jawabnya.
Pendaftaran untuk masuk ke perguruan tinggi sudah di buka, guru-guru mulai mengumumkan hal itu. Aku sedang sibuk mencari perguruan tinggi dan akhirnya aku memberanikan diri mendaftar ke sebuah Perguruan Tinggi yang lumayan terkenal. Sementara Amanda, entahlah kelihatannya masih terlihat santai saja.
“Da, lo gamau daftar ke perguruan tinggi kah?” Kataku.
“Ini masi nyari-nyari hehe” Jawabnya dengan nada kalem
“Halah males gua lo rahasiaan teros ah ga asikk” Aku pura-pura ngambek aja.
“Iya, kan emang gua lagi bingung nin hm” Kata Amanda.
Hari semakin berlalu, ya seperti biasa Amanda tetap saja menjadi anak Introvert sama seperti dulu tapi bedanya sekarang dia tidak terlalu menjadi Introvert kepadaku karena aku dan dia sudah menjadi teman baik. Meskipun begitu sampe sekarang dia ngga cerita kalo mau ngelanjutin pendidikan kemana.
“Daa bilang ih kamu mau daftar kemana hmm” Kataku sambil rada manja biar dia ngasi tau,
Dan akhirnya..
“Tunggu aja nanti ya hehe” Kata Amanda sambil tertawa.
Tetep aja ga di kasi tau dong, jiwa kepoku semakin menjadi-jadi waktu itu hehe. Dan akhirnya waktunya pengumuman siapa saja yang di terima di Perguruan Tinggi. Aku mulai memberanikan diri membuka pengumuman dan “Selamat anda lolos”. Bahagia sekali rasanya, setelah itu aku bertanya ke Amanda.
“Jadi kamu lolos apa tidak?”
Amanda pun memberikan Hand Phone yang waktu itu terdapat pemberitahuan penting yang menginformasikan tentang pengumumannya, dan ternyata DIA LOLOS DI PERGURUAN TINGGI DI LUAR NEGERI SANA. Sedangkan teman kelasku yang juara 1 di kelas tidak diterima di kampus yang ia pilih. Amanda terlihat sangat bahagia, akupun memberikan kata selamat untuknya. Sementara teman-teman kelas yang lain mereka kelihatan tidak suka tapi Amanda tidak mempermasalahkan hal itu.
Haripun terus berlanjut, masa sekolah telah usai, pertemananku dengan Amanda harus terpisah dengan jarak. Waktu itu aku sudah lama lost kontak dengan Amanda, karena Amanda mengganti nomornya dan tidak ada kabar lagi. Entah dimana dia sekarang, semoga baik-baik saja.
Aku membuka akun Instagramku, tampaknya ada pengikut baru. Dan seperti biasa, jiwa kepoku buat stalking lagi beraksi. Tenyata Itu akun Instagram Amanda, aku kepoin Instagramnya. Aku DM dia dong hehe.
“Hai Amandaaaa apa kabar lo?lama tauu gada kabar sama sekali” Sapaku untuk memulai obrolan.
“Hallo Anindya, aku kangen kamu. Aku baik nin, kamu gimana kabarnya?” Jawab Amanda. Obrolan terus berlalu disana kita saling melepas rindu meskipun hanya lewat sosial media setidaknya rindu yang lama tertahan itu sudah tersampaikan.
Sekarang Amanda menjadi sosok yang hebat, dia menjadi aktivis dan banyak di kenal orang lain karena kepintaran dan kebaikannya. Sementara orang-orang yang dulu sering meremehkan Amanda, entahlah mereka sekarang seperti apa aku juga tidak tau itu.
Karena orang butuh waktu untuk mencapai tujuannya, Amanda bagiku sosok orang yang bisa memotivasi orang lain. Bagaimana tidak?dia adalah orang yang sering di kucilkan karena memang di lihat dari sisi luarnya ia aneh. Tapi siapa sangka di dalam dirinya ada kelebihan yang hebat, ada keinginan untuk menjadikan dirinya lebih baik dan akhirnya ia berhasil meraih kesuksesan dengan caranya sendiri. Maka dari itu Don’t Judge from the cover, karena mungkin dari dalam dirinya ia adalah orang yang hebat dan bisa menjadi sosok Inspiratif yang hebat.
#Salammanis☺
#Salamliterasi
Profil penulis :
Penulis suka dunia literasi sejak berada di bangku SMA. Nama lengkapnya Maghfirotul Firmaning Lestari dengan nama panggilan Irma, berasal dari kota Bondowoso, Provinsi Jawa Timur. Penulis sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi daerah Jawa Timur, yaitu IAIN Jember dan program studi yang di tempuhnya saat ini adalah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Jika ingin tahu tentang penulis bisa hubungi melalui akun Instagram @maghfirotul__ , atau Email:
maghfirotulfirmaninglestari2@gmail.com
Kirim Komentar