Dilema Kader, Kabinet Baperan


Mahasiswa mempunyai tugas dan fungsi yang sangat besar  bagi bangsa dan negara, tapi ini sih bullshit mendengar dari kutipan Sujiwo Tedjo "Karena sejatinya orang yang mengatakan bagi bangsa dan negara adalah bullshit, mereka hanya memikirkan perutnya sendiri" kira kira begitu. Mahasiswa sebagai agent of analysis, agent of change and agent of control social tentunya tidak sejalan dengan tugas dan fungsi tersebut apabila mahasiswa hanya bersikap netral-netralan saja. Hal ini seharusnya menjadi perhatian bagi mahasiswa, kembali ke mahasiswa bagaimana sikap dan arah tujuan nya, toh pengertian seperti ini sering kali diungkapkan di mana mana bagi mahasiswa. Mahasiswa adalah status yang dianggap mulia oleh sebagian orang, sangat disayangkan jika status mahasiswa hanya didapatkan tetapi tidak dikembangkan secara akademik atau pun organisasi. Mahasiswa yang menganggap tugasnya hanyalah kuliah, isi absen, mengerjakan tugas, bermodalkan salam dan terima kasih ini dirasa keliru karena sejatinya tugas mahasiswa lebih dari pada itu. Maka, cara pandang mahasiswa seperti ini muncul dari jenis mahasiswa ban*sat dan sial*n tidak mau melakukan perubahan ataupun merubah paradigma, jika masih termakan oleh adu nasib dengan senior. Ketika tupoksi sudah tidak terpakai apa gunanya? mungkin jadi bahan eksistensi belaka  saja. Ya tidak tau kebenarannya atau memang manusiawi !?.


"Niatkan dalam hati untuk mengabdi pada organisasi. Kuatkan solidaritas, mantapkan loyalitas. Jangan pernah terpecah oleh pebedaan yang tidak searah. Ingat, kita adalah keluarga." Masih teringat jelas ungkapan seperti ini, ketika mendengar kata suatu organisasi maka yang harus diniatkan dari awal adalah niat yg sesungguhnya, apa tujuan berorganisasi, kontribusi apa yang harus diberikan terhadap organisasi dan bagaimana pengaplikasiannya di ranah sosial nanti, begitulah realitas untuk berorganisasi. Jika dilihat dari istilah atau arti organisasi sangatlah bagus. Namun, saat ini yang banyak dialami oleh organisasi adalah melencengnya suatu organisasi dari khittah organisasi tersebut. Organisasi kehilangan arah untuk menempatkan sesuatu pada tempatnya kata mirisnya bisa dibilang dilema kader, dan juga untuk orang yang menggerakkan atau orang yg menghidupkan suatu organisasi pastilah banyak lika liku yang dialami. Fenomena yang terjadi di kalangan mahasiswa terutama orang yang berorganisasi  adalah bagaimana mereka hanya ingin mencari yang aman dengan cara bersikap netral-netralan saja, memang benar diam terkadang merupakan jawaban terbaik. Tetapi,  teruslah bergerak maju dan jangan peduli tentang apa yang orang lain pikirkan karena orang yg takut berbuat salah adalah orang yg tidak pernah melakukan hal yang baru bukankah begitu? Tentunya ini suatu hal yang sangat di sayangkan jika terjadi pada mahasiswa. 


         Melihat gejolak perubahan seperti ini, mahasiswa perlu mengembangkan pemikiran-pemikiran yang lebih kritis dan analitis dalam menghadapi persolalan dan secara tajam memiliki kepekaan dalam melihat dimensi di belakang. Munculnya realitas di masyarakat seperti nilai, kepentingan dan kekuasaan. Mahasiswa perlu meningkatkan kepekaan dan kepedulian sosial dan juga pesan saya jangan risaukan omongan orang lain, karena setiap orang membaca dunia dengan pemahaman dan pengalaman yang berbeda. Teruslah melangkah selama kalian dijalan yang baik, meski terkadang kebaikan tidak senantiasa dihargai. Tidak usah repot-repot menjelaskan tentang diri kalian kepada siapapun karena yang menyukai kalian tidak butuh itu dan yang membenci kalian tidak percaya itu. Hidup bukan siapa yg terbaik, tapi siapa yang mau berbuat baik. Jangan menghapus persaudaraan hanya karena sebuah kesalahan. Namun, hapuslah kesalahan demi lanjutnya persaudaraan. Jika datang kepada kalian gangguan, jangan berpikir bagaimana cara membalas dengan yang lebih perih, tapi berpikirlah bagaimana cara membalas dengan dengan yg lebih baik.


Penulis. Nurul Mustofa 

Diberdayakan oleh Blogger.