Dorong Pengembangan Ekonomi Desa, Mahasiswa KKN UINKHAS Jember Adakan Pelatihan Pengolahan Kopi

Dorong Pengembangan Ekonomi Desa, Mahasiswa KKN UINKHAS Jember Adakan Pelatihan Pengolahan Kopi





Bondowoso - Untuk meningkatkan ekonomi Desa Gunung Sari, mahasiswa KKN UINKHAS Jember mengadakan pelatihan pengolahan kopi di balai Desa Gunung Sari Kecamatan Maesan Kabupaten Bondowoso. Sebanyak 50 orang peserta hadir dalam pelatihan ini.


Pelatihan ini diprakarsai oleh mahasiswa KKN UINKHAS Jember posko 171 dengan mengundang trainer dari Jember yaitu Muhammad Bustomy yang merupakan ahli kopi dan CEO dari KoplakFood Jember. Pelatihan ini juga dihadiri oleh kepala Desa Gunung Sari, H. Anshori dan Dosen Pembina Lapangan, Badrut Tamam, SH. MH.


Tujuan diadakannya pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pendapatan para petani kopi. Hal ini dikarenakan kebanyakan petani kopi di Gunung Sari langsung menjual kopi yang telah dipanen tanpa melalui proses apapun. 


Kepala Desa Gunung Sari, H. Anshori dalam sambutannya mengatakan bahwa ia sangat mengapresiasi dan mendukung penuh program ini.

"Program ini saya dukung penuh karena manfaat dari pelatihan ini kembalinya ke masyarakat kita sendiri. Nanti ke depannya insyaallah bumdes akan mengelola dan melanjutkan program ini sehingga bisa memperdayakan para pemuda yang masih belum memiliki pekerjaan," Ujarnya.


Program ini merupakan serangkaian kegiatan KKN yang menggunakan pendekatan ABCD (Asset Based Community Development) yaitu pendekatan yang berfokus pada pengembangan aset yang ada dalam suatu komunitas.


"Metode ABCD ini mengembangkan aset yang ada dalam suatu komunitas. Di Desa Gunung Sari ini aset yang sangat potensial adalah kopi karena memang Gunung Sari merupakan penghasil kopi terbesar di kecamatan Maesan. Oleh karena itu sangat disayangkan ketika potensi ini tidak dikembangkan," ujar Badrut Tamam dalam sambutannya.


Dalam pelatihan ini, Bustomy menyampaikan bahwa dengan melalui proses pengeringan, kemudian disortir, harga kopi bisa meningkat hingga empat sampai lima ribu rupiah. Apalagi ketika proses dilanjutkan dengan roasting, harganya bisa mencapai minimal 50 ribu per kilogramnya.


"Harga kopi jika masih beserta kulitnya berkisar antara lima hingga enam ribu per kilogram, sangat jauh dengan harga kopi yang telah mengalami proses pengeringan, sortir terlebih ketika diroasting. Kopi Gunung Sari ini menurut saya memiliki potensi yang sangat baik karena dari segi rasa sangat cocok untuk dijadikan kopi susu. Apalagi iklim di sini sangat mendukung untuk pertumbuhan kopi secara optimal," pungkasnya.

Selain pemaparan mengenai proses pengolahan, pelatihan ini juga diisi dengan praktik sortir dan roasting kopi. Para peserta sangat antusias pada sesi praktik ini. Dalam kesempatan ini juga Bustomy mempraktikkan bagaimana membuat produk kopi yang berupa kopi ekspreso dan kopi susu. Acara ini ditutup dengan doa oleh Badrut Tamam tepat pada pukul 11.00 WIB.


Pewarta: Edi Supriyanto, S. H






Diberdayakan oleh Blogger.